Tradisi unik cium hidung di NTT
Masih ingat dengan cerita saat Presiden Joko Widodo pertama kali menginjakkan kaki di Nusa Tenggara Timur? Bukannya disambut dengan jabatan tangan, Jokowi malah disambut dengan ciuman hidung.
Ciuman hidung merupakan satu di antara berbagai tradisi unik di Nusa Tenggara Timur. Tradisi unik ini selalu dilakukan oleh Suku Sawu sebagai tanda adanya rasa kekeluargaan dan persaudaraan.
Suku Sawu merupakan masyarakat yang mendiami Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.
Pulau Sabu dapat dijangkau menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Bolok, Kupang dengan lama perjalanan 15 jam. Saat bertemu sesama orang Sabu, mereka akan melakukan tradisi cium hidung untuk menunjukkan keakraban. Tanpa mengenal strata sosial, umur, maupun jenis kelamin.
Tidak hanya sekedar dengan sesama orang Sabu, wisatawan pun diajak untuk cium hidung sebagai sambutan selamat datang. Tradisi cium hidung dilakukan karena hidung merupakan indera pernapasan, sehingga akan terasa hangat saat meluapkan kebahagiaan dengan menggunakan hidung.
Masyarakat Sabu meyakini cium hidung sebagai tanda perdamaian. Bagi mereka yang tengah berselisih, dengan melakukan cium hidung perselisihan dianggap telah selesai.
Tradisi cium hidung ini bahkan bukan hanya dilakukan Suku Sabu saja saat ini. Di Kupang, meskipun tidak dilakukan oleh semua orang, tradisi ini sudah menjadi kebiasaan umum. Ketika bertemu, tradisi cium hidung dilakukan dalam suasana kekeluargaan.
Ciuman hidung merupakan satu di antara berbagai tradisi unik di Nusa Tenggara Timur. Tradisi unik ini selalu dilakukan oleh Suku Sawu sebagai tanda adanya rasa kekeluargaan dan persaudaraan.
Suku Sawu merupakan masyarakat yang mendiami Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.
Pulau Sabu dapat dijangkau menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Bolok, Kupang dengan lama perjalanan 15 jam. Saat bertemu sesama orang Sabu, mereka akan melakukan tradisi cium hidung untuk menunjukkan keakraban. Tanpa mengenal strata sosial, umur, maupun jenis kelamin.
Tidak hanya sekedar dengan sesama orang Sabu, wisatawan pun diajak untuk cium hidung sebagai sambutan selamat datang. Tradisi cium hidung dilakukan karena hidung merupakan indera pernapasan, sehingga akan terasa hangat saat meluapkan kebahagiaan dengan menggunakan hidung.
Masyarakat Sabu meyakini cium hidung sebagai tanda perdamaian. Bagi mereka yang tengah berselisih, dengan melakukan cium hidung perselisihan dianggap telah selesai.
Tradisi cium hidung ini bahkan bukan hanya dilakukan Suku Sabu saja saat ini. Di Kupang, meskipun tidak dilakukan oleh semua orang, tradisi ini sudah menjadi kebiasaan umum. Ketika bertemu, tradisi cium hidung dilakukan dalam suasana kekeluargaan.
Comments
Post a Comment