Tak hanya di Mesir, tradisi mumi juga ada di NTT
Mesir kuno telah lama dikenal sebagai peradaban yang memiliki tradisi membuat mumi. Mumi adalah suatu tindakan pengawetan mayat dengan cara meletakkan jasad manusia tersebut di tempat yang sangat kering ataupun sangat dingin tanpa oksigen.
Pengawetan mayat ini juga dapat menggunakan bahan-bahan kimia tertentu. Pada zaman Mesir kuno, jasad yang diawetkan biasanya raja atau ratu yang pernah berkuasa. Tujuan pengawetan jasad itu yakni supaya di masa mendatang jasa-jasa mereka dapat terus dikenang oleh generasi berikutnya. Piramida adalah bangunan yang berfungsi menyimpan mumi-mumi tadi.
Nuh jauh di salah satu kampung bernama Wolondopo, NTT, terdapat sebuah bangunan yang berisi satu mumi yang awet secara alami. Mumi yang bernama Kaki More ini tidak pernah mengalami pembalsaman pada tubuhnya. Ia hanya dimasukkan ke dalam sebuah peti lalu mengering dengan sendirinya. Kaki Morea adalah keturunan keluarga Mosalaki atau pemimpin adat. Saat meninggal ia berpesan agar tidak menguburnya.
Mumi Kaki More ini hanya dimasukkan ke dalam sebuah peti dan secara ajaib mengering dengan sendirinya. Untuk diketahui, Kaki More merupakan keturunan keluarga pemimpin adat (Mosalaki). Sebelum ajal menjemputnya, ia berpesan agar jasadnya tidak dikuburkan. Kaki More posisinya terbaring miring dengan seluruh tubuhnya terbalut kain bermotif batik.
Akhirnya jenazah ini mengering dan saat ini sering dikunjungi oleh wisatawan. Mumi yang terletak di Wolondopo ini terbuka untuk umum.
Namun seseorang yang datang harus mengajak juru kunci yang merupakan keturunan dari Kaki More. Di dalam bangunan, Kaki More terbaring miring dengan sekujur tubuhnya dibungkus dengan kain bermotif batik.
Pengawetan mayat ini juga dapat menggunakan bahan-bahan kimia tertentu. Pada zaman Mesir kuno, jasad yang diawetkan biasanya raja atau ratu yang pernah berkuasa. Tujuan pengawetan jasad itu yakni supaya di masa mendatang jasa-jasa mereka dapat terus dikenang oleh generasi berikutnya. Piramida adalah bangunan yang berfungsi menyimpan mumi-mumi tadi.
Nuh jauh di salah satu kampung bernama Wolondopo, NTT, terdapat sebuah bangunan yang berisi satu mumi yang awet secara alami. Mumi yang bernama Kaki More ini tidak pernah mengalami pembalsaman pada tubuhnya. Ia hanya dimasukkan ke dalam sebuah peti lalu mengering dengan sendirinya. Kaki Morea adalah keturunan keluarga Mosalaki atau pemimpin adat. Saat meninggal ia berpesan agar tidak menguburnya.
Mumi Kaki More ini hanya dimasukkan ke dalam sebuah peti dan secara ajaib mengering dengan sendirinya. Untuk diketahui, Kaki More merupakan keturunan keluarga pemimpin adat (Mosalaki). Sebelum ajal menjemputnya, ia berpesan agar jasadnya tidak dikuburkan. Kaki More posisinya terbaring miring dengan seluruh tubuhnya terbalut kain bermotif batik.
Akhirnya jenazah ini mengering dan saat ini sering dikunjungi oleh wisatawan. Mumi yang terletak di Wolondopo ini terbuka untuk umum.
Namun seseorang yang datang harus mengajak juru kunci yang merupakan keturunan dari Kaki More. Di dalam bangunan, Kaki More terbaring miring dengan sekujur tubuhnya dibungkus dengan kain bermotif batik.
Comments
Post a Comment